Jiwa yang Berangan
Salamiyah
Mentari perlahan menutup dirinya
Awan hitam hadir tak terduga, seolah akrab dengan hujan
Tetesan air turun membasahi jiwa yang menjerit letih
Jiwa yang terbirit-birit menjauhi masa kelam
Raga yang lumpuh oleh anggan perihal melupa
Tetesan air turun seolah berirama dengan angin
Memulihkan ingatanku tentang dirimu
Bayanganmu yang selalu menyelimuti qalbuku
Sukma ini mulai tersiksa dengan kenangan akan dirimu
Jarak dan waktu yang tak adil padaku
Lintas imaji ku, mengharap perjumpaan
Gemuruh dadaku yang menyuarakan harapan
Harapan semu dalam genangan air mata yang terus mengalir
Saat waktu membawamu hadir,
mewujudkan mimpi
Inginku lalui masa-masa citaku bersama mu
Semua tentang aku adalah kamu
Kamu bagian dari harapku
Perihal melupakanmu, aku tak mampu
Kenanganmu dan setumpuk harapanku
Serupa mentari yang walau terbenam hari ini
Ia akan kembali dikeesokan hari
Komentar
Posting Komentar